Pembaca Yang Budiman... ini adalah Jurus Jitu Mengatur Berat Badan...agar Berat Badan kita tetap Ideal dan Sehat tentunya... KITA memang bukan tipe orang yang ingin kurus seperti yang sering
dikatakan media. Tapi tetap saja, memang penting juga bagi kita untuk
menjaga berat badan kita.
Tentu bagi kita, diet mungkin pilihan terakhir. Namun, ada cara yang
lebih efektif, yakni dengan mengatur pola pikir Anda tentang makanan itu
sendiri. Berikut adalah cara mengatur pola makan agar tetap terkontrol, seperti dilansir Boldsky.
Jangan makan sampai kenyang
Hindarilah makan hingga kenyang. Berhenti ketika Anda sudah merasa
kenyang hingga 80 persen. Jika tidak, Anda akan makan secara berlebihan
dan membuat metabolisme terganggu.
Makan makanan sehat
Makanan sehat dapat memberikan Anda energi dan protein. Oleh karenanya, perbanyak makan makanan sehat agar tubuh tetap bugar.
Mengubah perspektif
Untuk menjalani gaya hidup sehat semacam ini, hal pertama yang harus
Anda ubah adalah perspektif Anda. Mana yang sehat dan mana yang tidak
sehat. Mana yang harus dimakan atau tidak makan.
Makan berlebihan saat sedih
Berhenti makan makanan tertentu secara berlebihan saat sedang sedih. Ini
kebiasaan buruk yang sering dilakukan banyak wanita ketika mereka
sedang merasa emosi. Ingat, berhenti melakukannya jika Anda ingin
mengontrol berat badan Anda.
Kenali rasa lapar yang sebenarnya
Ingat, rasa lapar datang dari perut Anda, bukan dari mata dan kepala
Anda. Dengan mengenal rasa lapar yang sebenarnya, Anda bisa makan secara
bijaksana dan tidak hanya menurut nafsu semata.
*** Ini Contoh Busana Untuk Yang Bertubuh Gemuk.. Nonton VIDEO ini...
Pembaca Yang Budiman... Ini Adalah Kisah Nyata Yang Memang Benar Adanya.. JAMES Frankel, seorang dosen perbandingan agama di Uneversitas Hawai
ternyata seorang muallaf. Kini ia tengah mengajar kelas Islam di
Universitas itu. Seperti dilansir Onislam.net, James menceritakan
bagaimana awal mulanya ia menemukan dan memutuskn masuk Islam.
James dibesarkan dalam keluarga sekuler. Tidak pernah ada ritual
khusus yang dijalankan dirumahnya ketika itu. Padahal ayahnya berdarah
Yahudi. Ia mengaku, sang nenek adalah seorang Yahudi yang taat. Dulu
saat ia kecil, dirinya sempat mendengar cerita tentang nabi-nabi dari
neneknya. Meski begitu, ia tumbuh menjadi seorang komunis. Hingga setelah
menginjak dewasa, ia belajar di sekolah internasional. Tentu saja,
banyak teman-temannya dari berbagai negara. Salah satu temannya dari
Pakistan, saat itu memberinya sebuah lembaran Al-Qur’an. Ia mengetahui
bahwa James adalah seorang komunis dan mengatakan,”Aku tak ingin kamu
masuk neraka.” Akhirnya, lembaran Al-Qur’an itu dibawa namun ia letakkan
persis diatas rak bukunya. Ia hanya menyimpannya dan tak berpikir
sedikit pun untuk membacanya.
Pria kelahiran 1969 ini ternyata kecewa menjadi seorang komunis.
Karena banyak pertanyaan yang tak ia dapatkan jawabannya. Pertanyaan itu
sederhana, seperti “Mengapa kita ada disini? Akan pergi kemana kita
setelah ini? dan kenapa kita bisa menderita?”
Pertanyaan itu akhirnya terlupakan oleh kesibukan kuliahnya. Hingga
suatu hari ia mendapat pengalaman khusus dari kejadian neneknya yang
meninggal. Kala itu, sang nenek mengunjunginya di Washington DC. James
menceritakan rencananya kedepan dengan detile kepada neneknya.
Setelah kunjungan sang nenek selesai, James mengatakan, ingin bertemu
lagi dengan sang nenek saat ke New york nanti. Tanpa diduga, sang nenek
mengucapkan “Insya Allah” mendengar itu, James tidak berpikir
macam-macam karena ia pikir itu hanya sebuah ucapan. Esok harinya, pagi-pagi sekali, ia mendapat telepon dari sepupu yang
baru semalam pamit bersama sang nenek. Ia mengabarkan bahwa neneknya
telah meninggal. Peristiwa tersebut membuat James berpikir keras apa
maksud semua itu? Ia mendapat kunjungan dari neneknya secara tiba-tiba
dan kini sang nenek meninggal tanpa diduga.
Untuk memuaskan pertanyaannya, ia mencoba mencari tahu ke komunitas
Yahudi dan Nasrani. Namun hasilnya nihil. Ia tidak puas dengan apa yang
dsampiakan oleh mereka. Maka, James kembali mencari Al-Qur’an dari
temannya, Mansour. Dari Al-Qur’an lah ia mendapat jawaban atas semua
pertanyaan yang merisaukan dirinya.
Hingga suatu kali, pada tahun 1990, ia bertemu kembali dengan
teman-teman lamanya termasuk Mansour. Mereka menanyakan, apakah
James percaya tuhan? Mereka kira James masih seorang komunis seperti
dulu.
“Saya, percaya Allah. Allah yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.” “Apakah kamu percaya bahwa Muhammad adalah utusan Allah?” “Tentu saya percaya, karena saya membaca Al-Qur’an yang kamu berikan” “Alhamdulillah, kamu sudah menjadi Muslim,” kata Mansour. “Apakah hanya dengan mangakui Allah adalah Tuhan dan Muhammad adalah utusan-Nya saya menjadi Muslim?” tanya James. “Ya, kamu sekarang seorang Muslim.”
Sejak saat itulah di depan teman-teman lamanya, James menyatakan keislamannya.
Orang tua yang mengetahui James memeluk Islam hanya menganggap itu
sebuah fase yang tidak lama lagi akan berubah. Karena James sejak usia
13 tahun menjadi seorang komunis, dan usia 16 tahun menjadi Skinhead.
Padahal dirinya dahulu merasa kebingungan mencari dimana sebuah kebuah
kebenaran berada.
Bagi James yang hampir menempuh perjalanan 20 tahun dan hanya Allah
yang tahu bagaimana dan di mana ia akan berakhir.
Ia
menyarankan kepada muallaf atau orang-orang yang telah Muslim sejak
dulu, bersabarlah dan lihat kejutan yang Allah hadirkan dalam cinta dan
harapan.
James mengatakan jika ada non-Muslim yang mendengar kisahnya, artinya
dia berutang kepada dirinya untuk mengetahui sebanyak mungkin mengenai
hal yang ada di dunia dan sekitar.
Pembaca Yang Budiman Ada Sebuah Kisah Nyata dari Ibrahim Bin Adham . Begini Ceritanya..
USAI menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham rahimahullah berniat
ziarah ke Masjid Al Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg
kurma dari pedagang tua di dekat masjidil Haram.
Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma
tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia
beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat
menuju Al Aqsa.
Empat Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti
biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan
dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia
mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.
“Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan Allah SWT,” kata malaikat yang satu.
“Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena empat bulan yg
lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua
di dekat mesjidil haram,” jawab malaikat yang satu lagi.
Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama empat
bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya
tidak diterima oleh Allah SWT gara- gara memakan sebutir kurma yang
bukan haknya. “Astaghfirullahal adzhim,” Ibrahim beristighfar. Ia
langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua
penjual kurma.Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah
ditelannya.
Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu,
tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda.
“Empat bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang
tua. kemana ia sekarang ?” tanya ibrahim. “Sudah meninggal sebulan yang
lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak
muda itu.
“Innalillahi wa innailaihi roji’un, kalau begitu kepada siapa saya
meminta penghalalan ?”. Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg
dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. “Nah, begitulah”
kata ibrahim setelah bercerita, “Engkau sebagai ahli waris orangtua itu,
maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku
makan tanpa izinnya?”
“Bagi saya tidak masalah. Insya Allah saya halalkan. Tapi entah
dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani
mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan
saya.” Ibrahim bertanya, “Dimana alamat saudara-saudaramu? biar saya temui mereka satu persatu.”
Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui
saudara-saudaranya yang lain. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga.
Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan
oleh Ibrahim.
Empat bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah
Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi
bercakap cakap. “Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara gara
makan sebutir kurma milik orang lain.”
“O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat
penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim
kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena
masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas.”Subhanallah…
(Sumber: Adakah Allah Selalu di Hatimu, Karangan Ust. Miftah Farid)
***=====***** Nonton VIDEO ini untuk Pedoman kita...